Jumat, 30 Agustus 2019

MI TAAT MENYAMBUT TAHUN BARU 1441 H. BERKUNJUNG KE TEMPAT WISATA GOTIK

Persiapan Pemberangkatan Sepeda Ceria Munuju ke Gotik (Gojoyo Cantik)

MI TAAT - Sebentar lagi ummat Islam di seluruh dunia akan mengalami pergantian tahun, dari tahun 1440 H ke tahun 1441 H. Pergantian tahun Hijriyah berdasarkan kalender Hijriyah yang mengacu pada peredaran bulan.

Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1 Muharam merupakan suatu hari yang bersejarah bagi umat Islam, karena menandai peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW. dari Kota Mekkah menuju Kota Madinah pada tahun 622 Masehi.

Dalam rangka menyambut tahun baru 1441 Hijriyah Madrasah Ibtidaiyyah Tarbiyatul Athfal (MI TAAT) mengadakan beberapa kegiatan selama 2 hari, dari hari Jum’at hingga Sabtu 30-31 Agustus 2019.
Peserta didik menikmati Playing Fox

Sepeda ceria menuju tempat wisata GOTIK (Gojoyo Cantik) yang dilaksanakan pada hari Jumat 30/8/2019 siang (Red : hari ini) menjadi hari pertama atau awal dari rangkaian kegiatan yang ada, kegiatan sepeda ceria ini di ikuti oleh murid-murid kelas 4 sampai kelas 6.

Wisata Gotik adalah tempat Wisata Magrove (hutan bakau) yang terletak di Dukuh Gojoyo Desa Wedung Kec. Wedung Kab. Demak. Wisata Mangrove GOTIK merupakan salah satu tempat wisata yang ekonomis dan menjadi tempat hiburan favorit bagi wisatawan baik muda maupun orang tua di desa Wedung. Selain menikmati indahnya Mangrove murid-murid MI TAAt juga menikmati permainan Playing Fox yang melintas diatas sungai yang aktif, dan juga naik perahu ke pesisir Gojoyo (sebuah pantai yang yang cukup indah dipinggir laut desa Wedung). 


Menara Pintu Gerbang GOTIK
pada hari kedua akan dilaksanakan pada hari Sabtu ( Red : besok ) 31 Agustus 2019 dengan membaca do’a akhir tahun dan do’a awal tahun yang dimulai dari sore hari hingga menjelang Isya’ dan dilanjutkan kegiatan pamungkas selepas Isya’ dengan tajuk MI TAAT bersholawat yang menampilkan group rebana dari murid-murid MI TAAT sendiri.
Naik Perahu ke Pantai Onggojoyo
 Berfoto di Pantai Onggojoyo
Menikmati Pantai Onggojoyo

Kamis, 29 Agustus 2019

UPACARA BENDERA DENGAN KYAI

Ketua Komite MI TAAT K. Abdur Rosyid sebagai Pembina Upacara Bendera Hari Senin

Upacara bendera mingguan di MI TAAT rutin dilaksanakan setiap hari senin di mulai pukul 6.50 WIB sampai 7.35 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan patriotisme, cinta tanah air (Hubbul Wathon Iinal iman). Pada hari senin tanggal 26 Agustus 2019 upacara bendera terasa berbeda dibandingkan hari sebelumnya karena sebagai pembina upacara Bapak K. Abdur Rosyid yang merupakan Ketua Komite MI TAAT.
Mulai tahun ajaran 2019/2020 Madrasah akan bekerjasama minta bantuan waktu kepada para tokoh atau pejabat instansi yang ada di wilayah kecamatan wedung untuk menjadi pembina upacara bendera hari senin sebulan sekali, kata Sulaiman selaku kepala sekolah.

 Pengibaran Bendera Merah Putih
"Program ini dilaksanakan agar para tokoh dan pejabat instansi bisa memberikan wejangan, motifasi dan arahan pada peserta didik begitu juga sebaliknya peserta didik biar menginspirasi para tokoh dan pejabat instansi untuk semangat belajar".
Dalam sambutannya K. Abdul Rosyid menyampaikan bahwa menjadi generasi penerus bangsa harus memilki Akhlaqul Karimah sejak dini, karena akhir-akhir ini banyak generasi muda yang sudah tidak memiliki akhlakul karimah terbukti banyaknya tawuran antar pelajar dan juga demo-demo yang membuat kerusuhan. maka dari itu Akhlakul karimah harus kita tanamkan sejak dini.
"Adik-adik harus giat belajar, namun jangan lupa akhlak baik lebih diutamakan, contohnya hormat dan patuh pada orang tua, pada guru, sayang pada teman-teman, tidak saling berkelahi, tidak berbohong, dll". Ujar Kyai Rosyid.

 Peserta didik mendengarkan sambutan pembina upacara

Murid-murid mendengarkan dengan seksama dan semangat mengikuti upacara tersebut, tepat pukul 7.35 WIB upacara selesai dan murid-murid kembali ke kelas masing2 untuk belajar kembali.

Sabtu, 17 Agustus 2019

PERINGATAN HUT RI KE 74 MI TARBIYATUL ATHFAL WEDUNG


Untuk menanamkan cinta tanah air dan menghormati jasa para pahlawan selain memberikan pemahaman (materi) juga memberikan edukasi dengan mengadakan kegiatan riil yang dipraktikkan.
Dalam memperingati HUT RI ke-74 ini MI Tarbiyatul Athfal mengadakan berbagai rangkaian kegiatan lomba-lomba seperti lomba memasukkan paku, lomba makan kerupuk, lomba caping, lomba estafet air, lomba tarik tambang, lomba futsal, Karnaval dan sebagai puncak kegiatan adalah Upacara Bendera yang di ikuti oleh seluruh peserta didik mulai dari kelas satu hingga kelas enam.
Meskipun tergolong masih kecil, namun siswa-siswi kelas satu tetap kita ikut sertakan agar memiliki rasa cinta tanah air dan dapat menghargai jasa para pahlawan sejak dini, karena Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan, tutur Ibu Sri Harnanik selaku Panitia Kegiatan.
Seorang siswa untuk menghargai jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan tidak harus memanggul senjata tetapi dengan Belajar yang Rajin, berakhlaqul karimah, Sopan dan Santun, mewakili Madrasah dalam berbagai event kejuaraan/lomba itu bisa juga di sebut sebagai Pahlawan, tutur Sulaiman, S.Pd saat memberikan sambutan sebagai Inspektur upacara.
Dengan berakhirnya upacara bendera detik-detik proklamasi ini, sekaligus sebagai acara pamungkas dalam peringatan Hari Pramuka dan HUT RI ke-74 di MI Tarbiyatul Athfal, pungkas Sulaiman.

Jumat, 09 Agustus 2019

DO’A BERSAMA UNTUK SYAIKHONA KH. MAIMUN ZUBAIR



Setiap hari Jumat pagi setelah berdo’a dan sholat dhuha bersama siswa MI TAAT Wedung Demak Jawa tengah selalu Tahlilan di  Masjid Besar Al Falah Wedung Demak untuk mengirim do’a para tokoh Pendiri NU khususnya di Kec. Wedung, Pengurus Yayasan, Bapak ibu Guru dan ahli kubur yang telah meninggal dunia. Berbeda pada hari Jum’at (9/8/19) pembacaan Tahlil di khususkan Syaikhona KH. Maimun Zubair (Musytasyar PBNU) atau Mbah Moen yang wafat di Mekah, Arab Saudi, Selasa (6/8/2019), dalam usia 90 tahun.
Wafatnya Mbah Moen tentu menjadi kehilangan besar bagi warga Nahdliyin. Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Ishomuddin, menyebut sang kiai sebagai sosok yang patut diteladani dengan segala sifat dan sikap kebajikannya. “Beliau salah seorang waratsatul anbiya' (pewaris para nabi) yang tentu dalam banyak hal pasti meniru Rasulullah SAW. Beliau adalah orang yang zuhud, sabar, penyayang, santun, tegas, banyak bersyukur, rendah hati, bijaksana, dan sebagainya. Banyak akhlak terpuji yang bisa diteladani ada pada beliau,” sebutnya di website NU.
Banyak kenangan sangat berarti di benak siapapun yang mengenal ulama karismatik KH Maimoen Zubair. Terlebih bagi keluarganya. KH Muhammad Idror, putranya, mengungkapkan bahwa abahnya itu sangat berharap Indonesia menjadi negeri yang memberikan teladan.
“Ingin Indonesia menjadi uswah di garis terdepan membawa rahmatan lil alamin,” katanya saat acara Rosi bertemakan Mengenang Mbah Moen yang ditayangkan di Kompas TV pada Kamis (8/8) malam.
Hal yang terngiang dari sosok beliu adalah didikannya tentang menjaga kedamaian demi memajukan bangsa dan negara.
“Ajaran beliau yang paling penting yaitu didikan beliau tentang kedamaian, persatuan umat, dan memajukan Indonesia. itu secara umum,” jelasnya.
Seperti para kiai sebelumnya, Mbah Moen ingin meninggal dan dikebumikan di Kota Suci Makkah.
 “Memang beliau ini seperti banyak kiai sebelumnya, sebagian ulama ingin cita-citanya pengen wafat di sana,” KH Muhammad Idror